Kelompok Late Majority atau kelompok tipe terakhir yang menganut perubahan adalah komponen penting dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat desa.
Dalam berbagai program pemberdayaan yang dilakukan di tingkat desa, peran kelompok ini sering terabaikan dan jarang mendapatkan perhatian yang sepantasnya.
Artikel ini akan membahas mengenai peran kelompok Late Majority dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, dengan mempertimbangkan berbagai perspektif dan melibatkan data statistik yang relevan.
Pertama-tama, kita perlu memahami konsep Kelompok Late Majority.
Kelompok ini merupakan kelompok yang biasanya lambat dalam menerima dan mengadopsi perubahan.
Mereka merasa tidak nyaman dengan inovasi dan cenderung skeptis terhadap perubahan yang dilakukan.
Namun, kelompok ini juga memiliki peran yang sangat penting dalam konteks pemberdayaan masyarakat desa.
Salah satu alasan mengapa kelompok Late Majority penting dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat desa adalah karena sebagian besar penduduk di desa termasuk dalam kelompok ini.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, sekitar 40% penduduk Indonesia tinggal di daerah pedesaan.
Dengan populasi yang besar ini, kelompok Late Majority memiliki potensi yang besar dalam mengubah dan memajukan kehidupan masyarakat desa.
Pemberdayaan masyarakat desa bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, termasuk mereka yang termasuk dalam kelompok Late Majority.
Pemberdayaan dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan, seperti pelatihan keterampilan, peningkatan akses pada pendidikan dan kesehatan, serta pengembangan ekonomi lokal.
Dalam konteks ini, kelompok Late Majority memiliki peran kunci dalam menghadapi tantangan pemberdayaan masyarakat.
Meskipun mereka cenderung skeptis terhadap perubahan, dengan pendekatan yang tepat, mereka memiliki potensi untuk berperan aktif dalam program pemberdayaan.
Dalam banyak kasus, peran kelompok ini terkait dengan pelaksanaan program yang berfokus pada pengenalan teknologi baru atau peningkatan produktivitas.
Salah satu contoh peran kelompok Late Majority dalam pemberdayaan masyarakat desa adalah dalam program pengembangan ekonomi lokal.
Mereka dapat dilibatkan dalam pelatihan keterampilan yang relevan dengan potensi ekonomi di desa.
Dengan demikian, mereka dapat mengadopsi keterampilan baru dan meningkatkan produktivitasnya.
Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian desa secara keseluruhan.
baca juga : KELOMPOK EARLY MAJORITY DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEDESAAN
Pentingnya peran kelompok Late Majority dalam pemberdayaan masyarakat desa juga dapat dilihat dari perspektif sosial.
Melibatkan kelompok ini dalam program pemberdayaan dapat memperkuat solidaritas dan kohesivitas sosial di desa.
Dengan memberikan perhatian dan opsi pilihan kepada kelompok yang menganut perubahan terlambat ini, kita dapat membangun inklusi sosial yang lebih baik untuk semua anggota masyarakat desa.
Dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, perlu memperhatikan berbagai perspektif agar dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan.
baca juga : PERAN EARLY ADOPTER DALAM PROSES PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Selain kelompok Late Majority, penting juga untuk melibatkan kelompok-kelompok lain seperti kelompok Innovator (yang terbuka terhadap perubahan), serta kelompok Early Adopter dan Early Majority (yang cenderung menerima perubahan dengan cepat).
Melibatkan berbagai kelompok ini akan menciptakan keragaman dalam pelaksanaan dan hasil yang dicapai dalam pemberdayaan masyarakat desa.
Integrasi peran kelompok Late Majority dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat desa merupakan langkah penting dalam upaya memajukan kehidupan masyarakat desa.
Dengan melakukan pendekatan yang tepat, memperhatikan perspektif yang beragam, dan mengakomodasi kebutuhan kelompok tersebut, kita dapat menciptakan perubahan yang berarti dan berkelanjutan bagi masyarakat desa.
Sumber:
- Badan Pusat Statistik (BPS): https://www.bps.go.id/