Ketika kita berbicara tentang masa depan kelestarian lingkungan, sering kali mobil listrik menjadi topik yang hangat diperbincangkan.
Mobil listrik, dengan teknologi canggihnya yang diklaim nirpolusi diharapkan dapat menjadi solusi mutlak dalam menjaga kelestarian lingkungan kita.
Namun, perlu diingat bahwa mobil listrik bukanlah jawaban tunggal yang bisa memastikan kelestarian alam yang berkelanjutan.
Dalam perdebatan mengenai mobil listrik, seringkali kita terjebak pada pikiran bahwa hanya dengan menggunakan mobil listrik, maka masalah polusi udara akan terselesaikan.
Namun, ini adalah pemikiran yang terlalu sempit.
Masalah perlindungan lingkungan sejatinya tidak hanya ditentukan oleh jenis kendaraan yang digunakan, tapi lebih pada pola pikir dan kebiasaan penggunaan energi secara keseluruhan.
Dalam memerangi polusi, ada beberapa langkah yang harus diambil.
baca juga : PENTINGNYA KESADARAN ENERGI TERBARUKAN BAGI PARA CALON PEMIMPIN MUDA
Pertama, kami harus melihat keberlanjutan dan sumber energi yang digunakan dalam menghasilkan listrik bagi mobil listrik itu sendiri.
Jika energi yang digunakan untuk mengisi ulang mobil listrik berasal dari pembangkit listrik dengan bahan bakar fosil, seperti batu bara atau minyak bumi, maka dampak negatifnya tetap ada.
Pun jika energi listrik yang digunakan oleh mobil listrik berasal dari sumber energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga angin, tenaga surya, atau tenaga hidro.
baca juga : ENERGI UNTUK BUMI : HEMAT UNTUK MASA DEPAN
Sumber energi ini memang lebih bersih dan berkelanjutan daripada bahan bakar fosil yang digunakan oleh mobil konvensional.
Namun, hal ini tidak berarti bahwa mobil listrik benar-benar bebas dari dampak negatif terhadap lingkungan.
Baterai yang digunakan dalam mobil listrik juga perlu menjadi pertimbangan.
Hingga saat ini, penggunaan batu-batuan langka dan logam seperti lithium, kobalt, dan nikel.