INDONESIA BERENCANA GANTUNGKAN NASIB KE ENERGI HIJAU

ari anjani

Indonesia di masa yang akan datang akan menjadi negara berbasis Energi Hijau.

Seperti yang dikutip dalam program CNBC Indonesia Exclusive, Senin (18/12/2023) Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan ke depan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat bergantung kepada ekonomi hijau.

Negara yang menggantungkan ekonominya ke energi fosil dan sumber daya alam lainnya adalah cerita di masa lalu.

“Secara makro ke depan kita perlu sangat serius memperhatikan sektor terkait ekonomi hijau,” Kata Suahasil menjelaskan.

Pemanasan global dan krisis energi menjadi isu yang semakin serius di Indonesia dan juga dunia saat ini.

Negara-negara di seluruh dunia sedang berusaha mencari solusi untuk mengurangi polusi dan mengandalkan energi terbarukan.

Republik Indonesia, sebagai negara berkembang yang memiliki populasi besar dan kebutuhan energi tinggi, juga perlu mengadopsi energi hijau sebagai pilihan masa depan yang berkelanjutan.

Menurut data dari International Energy Agency (IEA), Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat emisi karbon tertinggi di dunia.

Mikrohidro Desa Cireungit

Sebanyak 80% emisi karbon di Indonesia disumbangkan oleh sektor energi fosil, seperti batu bara dan minyak bumi.

Kontribusi tinggi ini menjadi indikasi pentingnya adopsi energi hijau untuk mengurangi polusi dan melindungi lingkungan.

Salah satu energi terbarukan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah energi mikrohidro dan minihidro.

Dengan curah hujan tinggi dan juga banyaknya aliran sungai di berbagai daerah, Indonesia sangat mempunyai potensi besar dalam produksi listrik berbasis air.

Selain itu Indonessia terletak di khatulistiwa, Indonesia memiliki paparan sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun.

Menurut data Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), potensi energi surya di Indonesia mencapai 207 Juta Giga Joule (GJ) per tahun.

baca juga : BUMI MASIH MEMBUTUHKAN MINYAK DAN GAS

Jika potensi ini dapat dimanfaatkan dengan baik, maka Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi karbon.

Energi angin juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Menurut Organisasi PBB untuk Pembangunan Industri (UNIDO), potensi energi angin di Indonesia mencapai 60 ribu Mega Watt (MW).

Dengan memanfaatkan potensi ini, Indonesia dapat meningkatkan produksi energi terbarukan dan mengurangi deforestasi yang terjadi akibat penambangan minyak, gas dan batu bara di berbagai daerah.

Namun, adopsi energi hijau di Indonesia tidaklah mudah.

baca juga : MENGUNGKAP KESEPAKATAN TERBARU DI KTT COP28 DUBAI 2023

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah infrastruktur yang tidak memadai.

Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur energi hijau membutuhkan investasi yang besar dan perencanaan yang matang.

Selain itu, masalah regulasi dan kebijakan yang belum jelas juga menjadi hambatan dalam pengembangan energi hijau di Indonesia.

Namun demikian, beberapa langkah telah diambil untuk mempromosikan energi hijau di Indonesia.

IBEKA secara aktif mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam usaha pemanfaatan energi terbarukan.

30 tahun lebih IBEKA membangun proyek pembangkit listrik tenaga mikrohidro dan surya  di beberapa daerah, seperti di Nusa Tenggara Timur dan Sumatera.

Pada akhirnya, pilihan untuk menggantungkan nasib pada energi hijau adalah langkah yang tepat bagi Republik Indonesia.

Dengan adopsi energi terbarukan, Indonesia dapat mengurangi polusi dan menjaga keberlanjutan lingkungan.

Namun, tantangan dan hambatan yang ada perlu dihadapi secara kolaboratif oleh berbagai pihak.

Adanya komitmen yang kuat, investasi yang tepat, serta regulasi yang jelas akan mempercepat adopsi energi hijau di Indonesia dan mewujudkan masa depan yang berkelanjutan.

Sumber:

Bagikan:

Baca Juga

Leave a Comment